Rabu, 18 Maret 2009
Menurut Budi, Program acara yang ditayangkan SCTV sudah pas. Dalam rating dan share menunjukkan bahwa program sinetron, berita, dan infotaiment SCTV menjadi program yang paling dinikmati pemirsa. Keberhasilan program televisi dapat dilihat dari banyaknya penonton. Banyaknya penonton dapat dihitung berdasarkan angka rating dan share yang diukur lembaga riset media yakni AGB Nielsen dengan sample pemirsa di 10 kota besar di Indonesia yaitu : Jakarta, Bandung, semarang,Yogyakarta, Surabaya, Dempasar, Makasar, Banjarmasin, Palembang dan medan, menggunakan alat people Meter.
Diakhir acara ini ditarik kesimpulan bahwa betapa kompleksitasnya program acara di sebuah televisi tergantung pada diri kita sendiri dalam memilih acara,ujar Prayudi, Dosen Upn Yogyakarta selaku moderator dalam Seminar ini. (Bertha / 153070301)

DJ VANESSA “DIRTY DUO”
POPARTNEWS INTERVIEW
OLEH BERTHA MINTARI
"Let's the DJ move control...Let's the DJ move control...DJ is a God on the dancefloor" by Pink.
DJ ibarat Tuhan di lantai dansa. Tuhan menciptakan atmosfer kehidupan begitu juga DJ yang dapat menciptakan atmosfer tersendiri di lantai dansa.
Tanpa Tuhan...kehidupan tak akan ada, tanpa DJ...atmosfer lantai
dansa begitu hampa
Begitulah kira-kira penggambaran yang pas dari penggalan lirik lagu "God is a DJ" yang dilantunkan oleh Pink. Atmosfer Euforia lantai dansa Hugo's Cafe Jogja tercipta berkat tangan-tangan lentik nan lihai memainkan turntable dan midi controller.
Ditemui di gerai foodcourt Tamansari Ambarukmo Plaza, DJ Vanessa a.k.a Vani (Panggilan akrabnya) mengenakan dress dengan warna colourfull. Penampilannya begitu segar sore hari itu ditambah lagi dengan parasnya yang cantik dan seksi. Tidak perlu banyak basa-basi, saya sudah langsung akrab dengan Vani karena dia sangat ramah, supel, dan kebetulan pula dia teman sekelas saya di Komunikasi UPN "V"Jogja. Sambil menyantap Coto Makassar ala Tamansari, Vani dengan sabar dan telaten melayani
berondongan pertanyaan dari saya.
Anda telah mengeluarkan album kompilasi DJ, Bagaimana perasaan Anda?
So excited! Saya dari bukan siapa-siapa menjadi "seseorang". Yah...lebih tepatnya seorang gadis yang produktif. Rasanya seperti bermetamorfosa dari kepompong menjadi kupu-kupu. Saya tidak cepat puas dan tidak akan berhenti sampai disini. Pastinya saya akan terus berkarya di bidang musik.
Well, ada rasa "pump it the beat" layaknya DJ Armin Van Buren ketika saya mendengarkan lagu-lagu di Album Anda?
Well, haha (DJ Vanessa tertawa lepas) anda tepat sekali!!! He is my inspiration on my life. Kiblat bermusik saya salah satunya dipengaruhi oleh musisi sekelas Aemin Van Buren. Selain itu juga Sunlonger, Borish Rush, Fragma, Tocca's Miracle, dan tentunya Electric Barbella's.
So..Anda lebih ke progressive Beat?
Yeah...saya tidak terlalu interest dengan drum n bass, tribal, atau pop. I like progressive !!
Bagaimana proses metamorfosa Anda dari kepompong menjadi kupu-kupu indah di lantai dansa?
(Sambil tersenyum) Tentunya melalui proses panjang. Tidak instant, saya menjalaninya hampir dalam kurun waktu 5 tahun. Awalnya SMP, saya coba-coba "nakal" menjajal dan berpetualang dari satu club malam ke club malam yang lain. Yah..namanya anak SMP lagi senang-senangnya mencoba hal baru. Menginjak SMA, saya berada di suatu titik jenuh. Jenuh akan keadaan. Saya mulai merefleksikan pikiran dan batin. Sehingga timbul pemikiran “Arghh saya bosan hanya menjadi sekedar penikmat pesta pora tengah malam, Saya ingin sesuatu yang berbeda”. Saya pun merambah ke dunia dancer dan tergabung dalam Tinkerbell Dancer.
Anda sepertinya begitu menikmatinya?
Tentu saja. Saya jadi tahu betul suka dukanya menjadi sexy dancer dan saya menjadi tahu betul seluk beluk dancer di dunia malam. Saya tidak munafik, tapi saya mencoba untuk berjalan pada koridor yang benar.
Lalu bagaimana akhirnya Anda memutuskan menjadi seorang DJ seperti sekarang?
Lagi-lagi itu proses. Kita harus menghargai proses. Itu bermula saat saya ngedance di Hugo's Pekanbaru, tahu-tahu saya ditawari untuk menjadi DJ oleh general manager Hugo's Jogja...Pak Budi.
Apa Anda khawatir ketika menerima tawaran itu?
Well Yeah! Dan saya ketakutan setengah mati karenanya. Swear, seumur-umur saya belum pernah pegang turntable apalagi memainkannya. Tapi saya dibuat berpikir tentang (berhenti sejenak)...stereotipe buruk tentang DJ cewek.
Stereotipe buruk DJ cewek, maksud Anda?
Oh man, DJ Cewek dianggap sekedar jual body doank tapi kemampuan musikalitasnya buruk dan satu lagi....yang paling saya benci. Masyarakat masih beranggapan kalo DJ cewek bisa dibayar untuk kencan. I Hated it!!! Saya ingin membuktikan kalo itu semua tidak benar.
Well, Anda sepertinya sudah berhasil memupuskan anggapan buruk itu?
Ya..perlahan tapi pasti saya bisa membuktikan kalo kemampuan musikalitas DJ cewek tidak kalah dengan DJ Cowok.
Buktinya, dengan Anda mengeluarkan Album bukan?
Well, Yeahh, haha. “Sekalian promosi nich”, celetuk Vani. Saya dan partner saya tepatnya.
Jadi Anda tidak sendiri?
Of Course, saya nge-DJ bareng sahabat karib saya. Dia juga kuliah di UPN “V” Jogja tapi jurusan HI. Kita tergabung dalam Dirty Duo.
Pernah manggung di mana saja dengan Dirty Duo?
Banyak, di Hugo's Cafe Jogja, Makassar, Pekanbaru, Surabaya, dll.
Pengalaman manggung yang paling berkesan menurut Anda?
Ketika manggung di acara New Year Eve Party di sebuah pantai di NTT, Saya ditawar 102 juta oleh om-om untuk kencan semalam.
Anda terima?
Tentu saja....TIDAK!!!!
Anda tidak khawatir bernasib sama seperti “Electric Barbellas”?
So far...NO! Hidup itu bagai rantai dengan gir. Suatu saat akan terputus dan terpisah. Well, jika pada akhirnya Dirty Duo bubar bukan karena perbedaan idealis genre musik kami. Karena bagi kami perbedaan itu indah dan dapat dipersatukan.
Bagaimana Anda membagi waktu antara kuliah dengan nge-DJ?
Keep it simple..itu kuncinya. Awalnya, kuliah semester 1 hancur! Semester 1 saya sering bolos dan ujung-ujungnya karena birokrasi kampus yang “otoriter” saya tidak diijinkan mengikuti ujian. Alhasil, nilai saya banyak yang blong. Tetapi sekarang saya sudah bisa mengatasinya.
Termasuk mengatasi masalah keuangan?
Hahahaha...of course. Uang hasil jerih payah saya nge-DJ saya pakai buat bayar kuliah selain sewa kost dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. So, selain jadi mahasiswa yang tugasnya menuntut ilmu saya bekerja mencari sesuap nasi.
Berarti Anda sudah mandiri secara finansial?
Haha...belum juga. Kadang-kadang kalo kepepet saya juga menerima uluran tangan dari orang tua. Uang ibu...uang kita juga kan!
Apakah Anda minum-minuman beralkohol sebelum nge-DJ?
Saya tidak munafik...YA! Tapi tidak sampai Hang Over. Hanya 1-2 gelas Jack D Coke untuk menghangatkan badan dan menambah gairah.
Anda lebih menyukai menjadi seorang dancer atau menjadi seorang DJ?
Well, Life is Choice! Saya konsisten menjadi Dj.
Dosen favorit Anda di UPN?
Pak Isbandi. He is my Fave Lecture. Enak dilobi...dan selalu pengertian dalam hal absensi. Saya selalu bisa ikut ujian untuk mata kuliahnya.
OK, terakhir apa harapan Anda?
Saya ingin DJ-DJ Cewek di Indonesia terus berkarya dan menunjukkan eksistensinya. Sehingga tidak dipandang sebelah mata.
Semoga keinginan anda menjadi kenyataan. (Bertha / 153070301)
Rabu, 11 Maret 2009
Seminar Jurnalistik Infotainment
Menyelamatkan Akar Lapuk Jurnalisme Infotainment
Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN “V” Yogya, menyelenggarakan Seminar Jurnalisme Infotainment (10/3)
Seminar ini mengundang pembicara Prof. S. Djuarsa Sendjaja Ph.D (Ketua KPI Pusat) , Raldy Doy (Corporate Communication TV One), dan Erika Andriarini (ex produser pelaksana program “silet” RCTI). Mereka berbagi pengalaman mengenai seluk beluk jurnalisme infotainment . Acara ini adalah salah satu rangkaian acara "Communication Freak" yang diselenggarakan HMJ UPN “V” Yogya.
Yang menjadi pokok perbincangan menarik yakni apakah jurnalisme infotaiment di Indonesia mencerdaskan masyarakat atau sebaliknya?. Sangat menarik dijelaskan oleh Sasa Djuarsa, beliau berpendapat bahwa Jurnalisme Infotainment di Indonesia belum memenuhi kaidah jurnalistik karena dalam isi liputannya tidak terdapat “public interest” atau kepentingan umum sehingga merupakan suatu pembodohan massa. Menanggapi hal itu, Erika Andriani memberikan argument bahwa jurnalisme infotaiment itu “mencerdaskan” karena telah memenuhi kaidah jurnalistik. Hal tersebut dilihat dari proses peliputannya sampai pada penayangannya. Secara singkat Raldy Doy menambahkan bahwa stasiun TV pun masih bisa eksis tanpa program infotaiment t. Misalnya saja TV One, satu-satunya TV Pemilu di Indonesia yang hanya menampilkan program berita dan olahraga. Pada akhir sesi didapatkan kesimpulan bahwa perlu atau tidaknya jurnalisme infotainment dikembalikan lagi kepada masyarakat yang menikmatinya. [bertha / 153070301]
Selasa, 24 Februari 2009
POP ART NEWS REPORTS

Pada tanggal 14-28 Februari 2009, KSM Fotkom 401 Komunikasi UPN Veteran Yogyakarta mengadakan suatu gelaran pameran foto yang bertajuk "Puisi Cinta Chairil Anwar". Acara tersebut diselenggarakan di MESS 56, jalan Nagan No.17 Patehan Lor Yogyakarta. Pameran dibuka dari jam 7 pagi sampai selesai. Karya yang ditampilkan merupakan karya-karya yang terpilih. Ada 29 Karya terbaik yang mengilustrasikan puisi cinta Chairil Anwar. " Kami mengadakan pameran foto ini untuk memberi penghormatan kepada Chairil Anwar, khususnya mengenai puisi-puisi cinta buatannya", ujar Nopex, ketua pelaksana pameran ini. Acara ini dapat terselenggara atas kerjasama anggota KSM FOTKOM 401 dengan pihak Jurusan Komunikasi UPN Veteran Yogyakarta. (PAN/Bertha 153070301)
Album Terbaru U2 Bocor di Internet!
Teknologi yang semakin canggih ternyata membuat vokalis U2 Bono geram, pasalnya belum resmi dirilis dipasaran, ternyata lagu-lagu dalam album terbaru No Line The Horizon sudah bocor di internet. Album terbaru U2 yang rencananaya akan segera dirilis pada tanggal 2 Maret 2009 mendatang itu kabarnya telah 'dibajak' oleh salah seorang yang tidak bertanggung jawab yang mengatas namakan dirinya 'freeloader105'. Pelaku yang disinyalir salah satu dari penggemar fanatik dari U2 tersebut telah membajak sebanyak 11 lagu sebelum akhirnya U2 memindahkan semua lagu-lagunya ketempat yang lebih aman, dan sang pembajak juga mengatakan kalau ia sudah tidak sabar akan kehadiran dari album barunya itu. "Hahaha..saya kira Bono pasti akan sangat marah melihat kejadian ini." ungkap sang pembajak. Sebelumnya, ini adalah kali kedua U2 'kecolongan' dalam hal pembajakan album yang belum dirilis sebelum waktunya. Sementara itu, album No Line on The Horizon merupakan album kelanjutan setelah ditahun 2004 lalu mereka juga telah merilis album 'How To Dismantle An Atomic Bomb.' (MNC/Bertha 153070301)
